Aurat Wanita Dengan Wanita Kafir
Aurat wanita muslimah di hadapan wanita kafir itu sama dengan aurat muslimah di hadapan muslimah tidak ada bedanya.
Aurat wanita dengan wanita kafir. A wanita yang dikenali berakhlak dan baik. Jesteru sebaik baiknya berpakaian sempurna walaupun bersama mahram untuk menjaga maslahah seseuatu yang lebih baik. Asasnya aurat seseorang wanita dengan mahramnya adalah di antara pusat dan lutut. Karena aurat wanita bukanlah aurat di hadapan wanita lainnya muslim maupun nonmuslim.
Batasan aurat muslimah di depan wanita kafir seorang wanita tidak boleh membuka auratnya di depan laki laki yang bukan mahramnya. Harus membuka hijab di hadapannya sama ada ia islam atau kafir yakni sekadar yang harus dibuka di hadapan mahram. Harus membuka hijab di hadapannya sama ada ia islam atau kafir yakni sekadar yang harus dibuka di hadapan mahram. Hukum aurat wanita di depan wanita sama dengan hukum aurat laki laki di depan laki laki tidak ada perbedaan apakah kedua duanya wanita muslimah atau yang satu muslimah dan yang lain wanita kafir.
Walau bagaimanapun menutup bahagian bahagian tertentu badan yang boleh menaikkan syahwat lelaki walaupun mahram sendiri adalah lebih baik dan dapat menjaga maruah. Ada sebahagian ulamak tidak mengkategorikan aurat wanita sesama wanita dengan kategori islam dan kafir akan tetapi dengan kategori baik atau jahat berakhlak atau tidak berakhlak. Seorang wanita tidak boleh menampakkan apa yang ada diantara pusar sampai lututnya di hadapan wanita muslimah ataupun wanita kafir. Adapun aurat yang berada diantara pusar dan lutut maka itu aurat untuk seluruh wanita dan seorang wanita jangan melihat bagian tersebut dari wanita lainnya baik wanita lain tersebut muslim kafir kerabat dekat ataupun kerabat jauh fatawa nur ala ad darb 5 44.
Boleh bersentuhan wajar dan bersalaman. Ada di kalangan ulamak tidak mengkategorikan aurat wanita sesama wanita dengan kategori islam dan kafir akan tetapi dengan kategori baik atau jahat berakhlak atau tidak berakhlak. Para ulama yang tergabung dalam lajnah daimah berfatwa. Ini menunjukkan bolehnya wanita muslim bersalaman dengan wanita non muslim.
Begitu juga tidak ada perbedaan apakah dua laki laki tersebut semuanya muslim atau yang satu kafir dzimmi. Adapun aurat yang boleh tampak di hadapan sesama wanita dijelaskan oleh syekh ibnu baz rahimahullah.